adsense

Sabtu, 27 Juni 2015

PSIKOTROPIKA

PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintetis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas normal dan perilaku.

Psikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa (psyche). Berdasarkan UU. No 5 th 1997, psikotropika dapat dikelompokkan kedalam 4 golongan.

Golongan I, Psikotropika dengan daya adiktif yang sangat Kuat. Belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh : MDMA, Ekstasi, LSD, STP.

Golongan II, memiliki daya adiktif kuat. Berguna dalam pengobatan dan penelitian. Contoh : Amfetamin, Metamfetamin, Metakualon dan sebagainya.

Golongan III, memiliki daya adiktif sedang. Berguna dalam pengobatan dan penelitian. Contoh : Lumibal, buprenorsina, fleenitrazepam dan sebagainya.

Golongan IV, memiliki daya adiktif ringan. Berguna dalam pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid), diazepam dan lain lain.

Berdasarkan ilmu Farmakologi, psikotropika dikelompokkan ke dalam 3 golongan ; depresan, stimulan dan halusinogen.

  1. Kelompok depresan/ penekan saraf pusat/ penenang/obat tidur. Contohnya adalah valium, BK,rohipno, mogadon, dan lain-lain. Jika diminum obat ini memberikan rasa tenang, mengantuk, tentram dan damai. Obat ini juga menghilangkan rasa takut dan gelisah.
  2. Kelompok stimulan/ perangsang saraf pusat/ antitidur. Contohnya adalah amfetamin, ekstasi, dan shabu. Ekastasi berbentuk tablet beraneka bentuk dan warna. Amfetamin berbentuk tablet berwarna putih. Bila diminum obat ini mendatangkan rasa gembira, hilangnya rasa permusuhan, hilangnya rasa marah, ingin selalu aktif, badan terasa fit, dan tidak merasa lapar. Shabu berbentuk tepung kristal kasar berwarna putih seperti garam.
  3. Kelompok Halusinogen. Halusinogen adalah obat, Zat, tanaman atau minuman yang dapat menimbulkan khayalan. Contoh; LSD (Lysergic Acid Diethyltamaide), getah kaktus, kecubung, jamur tertentu (misceline) dan ganja. Bila dikonsumsi, psikotropika ini dapat mendatangkan khayalan tentang peristiwa peristiwa yang mengerikan, tentang kenikmatan seks, dll.
Anak Kecil Pun sudah menjadi pemakai

Rabu, 24 Juni 2015

Dampak Penyalah Gunaan Narkoba

Dampak Penyalah Gunaan Narkoba = MENYEBABKAN KEMATIAN
1.   Sakaw, Bunuh diri : Mati
Rasa sakit tak tertahankan karena sakaw bias mengakibatkan yang bersangkutan putus asa kemudian bunuh diri dengan sia-sia.
2.   Kriminalitas : Mati terbunuh
Seorang pecandu, yang tidak memiliki uang untuk membeli narkoba sangat berpotensi menjadi penjahat yang berbahaya bagi masyarakat. Pemakai narkoba seringkali meninggal karena dibunuh oleh sesame pemakai, sindikat,  tertembakoleh aparat Karena melarikan diri saat akan ditangkap, ataupun dihukum mati oleh pengadilan.
3.   Halusinasi : Mati
Pengguna narkoba yang berkendara memiliki potensi sangat besar. Sakaw yang terjadi ketika mengendara, Halusinasi yang berlebih dapat memicu terjadinya kecelakaan lalu - lintas. Akibat fatal adalah kematian.
4.   Overdosis : Mati
5.   Penyakit Berbahaya : Mati
Penggunaan alat untuk memakai narkoba (alat suntik, silet, pisau, garpu, dll) secara bergantian, sering menyebabkan terjadinya penularan penyakit berbahaya seperti (HIV/AIDS, Hepatitis B/C dan Sifilis)
6.   Salah Tolong Dapat mengakibatkan Kematian
Tanda tanda sakaw dan overdosis pada berbagai jenis narkoba sulit dibedakan. Apalagi kalau yang bersangkutan menggunakan berbagai jenis narkoba. Dikira sakaw, padahal over dois. Bila ditolong sebagai Sakaw, keadaannya malah bertambah parah sehingga dapat menyebabkan kematian.



Dampak terhadap Mental pengguna, Keluarga dan Masyarakat.
Pemakai narkoba berubah menjadi tertutup karena malu akan dirinya atau takut perbuatannya diketahui. Sebagai akibat dari adanya 3 sifat Jahat Narkoba yang khas, pemakai narkoba berubah menjadi orang yang egois, eksklusif, paranoid, jahat, bahkan tidak peduli terhadap orang lain. Sangat Banyak pengguna narkoba yang mental dan moralnya Rusak. Banyak yang terjebak menjadi pelacur, penipu, penjahat, bahkan pembunuh.

Dikarenakan oleh kondisi fisik yang semakin buruk dan lemah, pemakai narkoba akan berubah menjadi pemalas. Karena malas, ia tidak akan berkembang dan menjadi bodoh. Karena bodoh dan boros, ia akan menjadi miskin. Orang miskin yang memiliki kebutuhan Mahal akan berubah menjadi Jahat.

Setelah fase diatas tercapai, maka yang akan muncul adalah kekerasan dalam keluarga; perkelahian, pemaksaan, penganiayaan, bahkan pembunuhan. Kejahatan seperti itu bahkan dapat menyebar ke tetangga, lalu ke masyarakat luas.

Dimulai dari penggunaan narkoba, masalah-masalah lain yang lebih luas dan berbahaya dapat muncul, seperti; kriminalitas, prostitusi, korupsi, kolusi, nepotisme, dan lain-lain.




Penyakit Akibat Pemakaian Narkoba
Penyakit Langsung
1.   Kerusakan Pada Otak
Narkoba yang dibawa oleh darah menuju otak dapat mengakibatkan gangguan fungsi otak seperti; stroke , cacat mental (gila), ataupun Moral.
2.   Kerusakan Pada Hati
Narkoba yang dibawa oleh darah menuju hati dapat menurunkan daya tahan tubuh
Karena ganguan fungsi detoksifikasi dan gangguan fungsi kekebalan tubuh. Kerusakan pada hati juga menyebabkan gangguan metabolisme.
3.   Kerusakan pada Ginjal
Narkoba dapat merusak fungsi ginjal sebagai penyaring zat-zat yang tidak berguna di dalam darah untuk dibuang melalui air seni. Penderita tidak jarang meninggal karena infeksi ginjal atau gagal ginjal.
4.   Kerusakan pada Jantung
Dampak Narkoba yang sering terjadi adalah Serangan Jantung Koroner. Juga terjadinya penyempitan pembuluh darah jantung yang dapat menyebabkan rusaknya otot jantung karena kekurangan darah atau infark.
5.   Kerusakan pada limpa, sumsum tulang, paru-paru dan lain-lain.

Penyakit Infeksi karena Cara pemakaian Narkoba
1.   HIV / AIDS
Penyakit ini menular dikalangan pemakai narkoba melalui pemakaian jarumsuntik bersama, hubungan seks, serta berciuman.
Kelompok  pemakai narkoba lebih sering menggunakan alat suntik bersama-sama, sebab mereka mengganggap;
a.       Lebih terasa nikmat karena terkesan setia kawan.
b.      Lebih menghemat narkoba karena tertinggal sedikit di satu jarum.
2.   Hepatitis
Jenis penyakit hepatitis yang paling banyak menuliar di lingkungan pengguna narkoba adalah hepatitis B dan C. Hepatitis C biasanya terjadi pada orang yang telah terlebih dahulu mengidap penyakit Hepatitis B.
Penularan penyakit hepatitis B sangat mudah, yaitu melalui kontak langsung (seks, berciuman, dan berpelukan) dan cara tidak langsung (pemakaian alat suntik bekas, tindik, tato, pinjam sisir, akupuntur, dlll). Imunisasi Hepatitis B perlu bagi anak maupun orang dewasa.
3.   Sifilis
Sifilis sering menular di antara pemakai narkoba karena kedekatan hubungan pribadi satu pemakai dengan pemakai yang lain, sehingga kemungkinan untuk melakukan ciuman dan hubungan intim terbuka lebar.
4.   Penyakit-penyakit Lainnya
Kondisi fisik yang memburuk dan lemah membuat pengguna narkoba menjadi rentan terkena berbagai jenis penyakit. Ia sering jatuh sakit dan cepat meninggal dunia. Pemakai narkoba biasanya tidak berumur panjang.


Senin, 22 Juni 2015

NARKOB dan NAPZA

NARKOBA merupakan kepanjangan dari Narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya. Banyak jenis narkoba yang jika digunakan dengan baik dan benar dalam bidang kedokteran dapat menyembuhkan penyakit dan mengakhiri penderitaan. Sebagai contoh, tindakan operasi (pembedahan) yang dilakukan oleh dokter harus didahului dengan pembiusan, padahal obat bius tergolong narkotika. Orang yang mrngalami stress dan ganguan jiwa diberi obat obatan yang tergolong psikotropika oleh dokter agar dapat sembuh.

Jika digunakan seperti contoh diatas, Narkoba sangatlah bermanfaat dalam bidang kedokteran. Jadi saat ini, yang kita perangi bukan Narkoba, tetapi adalah Penyalahgunaan Narkoba.

JENIS NARKOBA
Dalam jajaran tenaga medis, narkoba diberi nama lain NAPZA. Kepanjangan  dari Narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya.
 
Narkotika.
Narkotika adlah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun bukan sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan hilangnya rasa.

Narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan), daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat tinggi. Hal inilah yang menyebabkan pemakai narkoba tidak dapat lepas dari ”cengkraman”nya.

Berdasarkan UU no. 35 tahun 2009, jenis narkotika dibagi kedalam 3 Kelompok, yaitu narkotika Golongan I, Golongan II dan Golongan III.

Narkotika Golongan I sangat berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi sehingga tidak boleh digunakan untuk kepentingan apapun, kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan. Contoh ; ganja, heroin, kokain, morfin, opium, dan lain-lain.

Narkotika Golongan II memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh ; Benzetidin, betametadol, dan lain-lain.

Narkotika Golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh; Kodein dan turunannya.

Berdasarkan cara pembuatan, narkotika juga dibedakan ke dalam 3 golongan; Narkotika alami, Narkotika semisintetis dan Narkotika sintetis.



A.   Narkotika Alami
Narkotika alami adalah narkotika yang zat aditifnya diambil dari tumbuh-tumbuhan. Contohnya ;
1.   Ganja.
Ganja adalah tanaman perdu dengan daun menyerupai daun singkong dengan tepinya bergerigi dan berbulu halus. Jumlah jarinya selalu ganjil, yaitu 5, 7 dan 9.  Tumbuhan ini banyak tumbuh di beberapa daerah di indonesia, seperti Aceh, Sumatera Utara, Tengah, Selatan dan pulau Jawa.

Daun ganja sering digunakan sebagai bumbu penyedap maskan. Jika digunakan sebagai bumbu masakan, daya adiktifnya rendah. Namun daya adiktif tersebut akan menjadi sangat kuat jika daun ganja di bakar dan asapnya dihirup.

Cara penyalahgunaanya adalah dikeringkan dan dicampur dengan tembakau rokok atau dijadikan rokok lalu dibakar serta dihisap.

2.   Hasis
Hasis adalah tanaman serupa ganja yang tumbuh di Amerika Latin dan Eropa. Daun ganja, hasis dan marijuana juga dapat disuling dan diambil sarinya. Dalam bentuk cair, harganya sangat mahal.

3.   Koka
Koka adalah tanaman perdu mirip pohon kopi. Buahnya yang matang berwarna merah seperti biji kopi. Dalam komunitas masyarakat indian kuno, biji koka sering digunakan untuk menambah kekuatan orang yang berperang atau berburu binatang. Koka kemudian di olah menjadi Kokain.

4.   Opium
Opium adalah bunga dengan bentuk dan warna yang indah. Dari getah bunga opium dihasilkan candu (opiat). Di mesir dan daratan cina, opium dulu digunakakn untuk mengobati berbagai macam penyakit, memberi kekuatan atau menghilangkan rasa sakit pada tentara yang terluka sewaktu berperang. Opium banyak tumbuh di Burma, Kamboja, Thailand, daratan Cina, Afghanistan, Iran dan Pakistan.


2) Narkotika Semisintetis
Narkotika semisinetis adalah narkotika alami yang diolah dan diambil zat aktifnya (intisarinya) agar memiliki khasiat yang lebih kuat sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kedokteran. 
Contoh ;
  • Morfin :Dipakai dalam dunia kedokteran untuk menghilangkan rasa sakit atau pembiusan pada operasi (pembedahan)
  • Kodein : Dipakai untuk obat penghilang batuk.
  • Heroin : tidak dipakai dalam pengobatan karena daya aktifnya sangat besar dan manfaatnya secara medis belum ditemukan. Dalam perdagangan gelap, heroin diberi nama putaw, atau pete/pt. Bentuknya seperti tepung terigu; halus, putih dan agak kotor.
  • Kokain : Hasil olahan dari biji koka.
3) Narkotika sintetis 
Narkotika sintetis adalah narkotika palsu yang dibuat dari bahan kimia. Narkotika ini digunakan untuk pembiusan dan pengobatan bagi orang yang menderita ketergantungan narkoba (substitusi).
Contohnya :
Petidin : untuk obat bius lokal, operasi kecil, sunat, dsb.
Methadon dan Naltrexon: untuk pengobatan pecandu narkoba.
Selain untuk pembiusan, narkotika sintetis biasanya diberikan oleh dokter kepada penyalahguna narkoba untuk menghentikan kebiasaannya yang tidak kuat melawan suggesti (relaps) atau sakaw. Narkotika sintetis berfungsi sebagai ”pengganti sementara.” Bila sudah benar-benar bebas, asupan narkoba sintetis ini dikurangi sedikit demi sedikit sampai akhirnya berhenti total.

Minggu, 21 Juni 2015

DONOR DARAH, BAIK dan MENYEHATKAN

Tidak pernah terfikirkan bagiku untuk melakukan donor darah sebelumnya. Membayangkan tentang hal itu saja membuatku merinding. Jarum yang besar, pusing, anemia, serta pikiran pikiran menakutkan yang lain. Hingga suatu kali aku diperintah untuk mengirim pesanan ke sebuah PMI di kotaku, dengan iseng aku bertanya, "Bolehkah saya mengecek Golongan Darah?" tanyaku, yang pada saat itu masih belum mengetahui apa golongan darahku. 
"Bisa Kok, biayanya Rp. 6000.,-. Atau, apakah mau donor darah sekalian? kalau sekalian donor darah, maka akan digratiskan untuk pengecekkan golongan darahnya." Jawab petugas PMI pada saat itu.

Didorong oleh kata "Gratiss Cek Darah" aku pun langsung mau saja untuk donor darah. Ketika berbaring di tenpat tidur, pikiranku mulai was-was, apakah aman? apakah sakit? Aku memutuskan untuk menutup mata dan pasrah. Dalam hitunga detik, jarum sudah menempel di lenganku dan darah sudah mengalir ke kantong darah. Sama sekali, hampir tidak terasa. Setelah itu aku mendapatkan snack dari PMI, dan kembali melanjutkan kerja. Tanpa pusing, tanpa sakit, dalam hati terasa puas. Bisa cek darah gratis, mendapat snack, dan perasaan bangga karena bisa membantu sesama.

Sejak saat itu (2010), aku menjadi pendonor darah rutin di kotaku. Aku tidak punya banyak uang, jadi inilah caraku bisa membantu sesama. Nah, berikut adalah sedikit informasi mengenai Donor Darah.
  


Apakah Donor Darah Itu?
Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah untuk kemudian digunakan pada transfusi darah.

Donor darah biasa dilakukan rutin di pusat donor darah lokal. Dan setiap beberapa waktu, ada pula penggalangan donor darah yang diadakan di tempat-tempat keramaian, seperti di pusat perbelanjaan, kantor perusahaan besar, tempat ibadah, serta sekolah dan universitas. Pada acara ini, para calon pendonor dapat menyempatkan datang dan menyumbang tanpa harus mengkhususkan diri mendatangi pusat donor darah.

Apakah Syarat Donor Darah?
Untuk dapat menyumbangkan darah, seseorang dipersilahkan mengisi formulir pendaftaran dan secara umum harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
  • calon donor harus berusia 17-60 tahun,
  • berat badan minimal 45 kg
  • kadar hemoglobin >12,5 gr%
  • tekanan darah normal
  • temperatur tubuh normal
  • tidak pernah menyumbangkan darah dalam jangka waktu 3 bulan sebelumnya
  • untuk menjaga kesehatan dan keamanan darah, calon donor tidak boleh pernah atau sedang menderita sakit seperti alkoholik, penyakit hepatitis, diabetes militus, epilepsi, atau kelompok masyarakat risiko tinggi mendapatkan AIDS serta mengalami sakit seperti demam atau influensa; baru saja dicabut giginya kurang dari tiga hari; pernah menerima transfusi kurang dari setahun; begitu juga untuk yang belum setahun menato, menindik, atau akupunktur; hamil; atau sedang menyusui.
Apakah Manfaat Bagi Pendonor Darah?
Anggapan yang menyatakan mendonorkan darah bisa membuat kita menjadi lemas adalah salah. Saat kita mendonorkan darah, maka tubuh akan bereaksi langsung dengan membuat penggantinya. Jadi, kita tidak akan mengalami kekurangan darah. Selain membuat tubuh memproduksi darah-darah baru, ada lima manfaat kesehatan lain yang bisa kita rasakan:

1. Menjaga kesehatan jantung
Tingginya kadar zat besi dalam darah akan membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap penyakit jantung. Zat besi yang berlebihan di dalam darah bisa menyebabkan oksidasi kolesterol. Produk oksidasi tersebut akan menumpuk pada dinding arteri dan ini sama dengan memperbesar peluang terkena serangan jantung dan stroke. Saat kita rutin mendonorkan darah maka jumlah zat besi dalam darah bisa lebih stabil. Ini artinya menurunkan risiko penyakit jantung.

2. Meningkatkan produksi sel darah merah
Donor darah juga akan membantu tubuh mengurangi jumlah sel darah merah dalam darah. Tak perlu panik dengan berkurangnya sel darah merah, karena sumsum tulang belakang akan segera mengisi ulang sel darah merah yang telah hilang. Hasilnya, sebagai pendonor kita akan mendapatkan pasokan darah baru setiap kali kita mendonorkan darah. Oleh karena itu, donor darah menjadi langkah yang baik untuk menstimulasi pembuatan darah baru.

3. Membantu penurunan berat tubuh
Menjadi donor darah adalah salah satu metode diet dan pembakaran kalori yang ampuh. Sebab dengan memberikan sekitar 450 ml darah, akan membantu proses pembakaran kalori kira-kira 650. Itu adalah jumlah kalori yang banyak untuk membuat pinggang kita ramping.

4. Mendapatkan kesehatan psikologis
Menyumbangkan hal yang tidak ternilai harganya kepada yang membutuhkan akan membuat kita merasakan kepuasan psikologis. Sebuah penelitian menemukan, orang usia lanjut yang rutin menjadi pendonor darah akan merasakan tetap berenergi dan bugar.

5. Mendeteksi penyakit serius
Setiap kali kita ingin mendonorkan darah, prosedur standarnya adalah darah kita akan diperiksa dari berbagai macam penyakit seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan malaria. Bagi yang menerima donor darah, ini adalah informasi penting untuk mengantisipasi penularan penyakit melalui transfusi darah. Sedangkan untuk kita, ini adalah “rambu peringatan” yang baik agar kita lebih perhatian terhadap kondisi kesehatan kita sendiri.
 
Tabel Kecocokan Pendonor dan Penerima (Recipent) Darah
Artinya :
Golongan Darah O, bisa menerima darah dari golongan O, A, B, dan AB
Golongan Darah A,  hanya bisa menerima darah dari golongan O dan A
Golongan Darah B,  hanya bisa menerima dar
ah dari golongan O dan B
Golongan Darah AB,  hanya bisa menerima darah dari golongan AB

Yang manakah golongan darahmu? Aku "O"

Adsense